Pages

Senin, 09 Februari 2015

Bidik Misi, Jujur Dipertaruhkan!!!

oleh : Anak Asuh Ana


Sebulan kemarin proses daftar ulang calon mahasiswa baru telah berlangsung di Perguruan Tinggi Negeri (PTN. Dari ribuan calon mahasiswa, ada calon yang mengikuti program bidikmisi. Program yang diluncurkan pemerintah sejak 2010 lalu itu mengedepankan kualitas pelayanan sesuai dengan prinsip 3T : Tepat sasaran, Tepat jumlah dan Tepat waktu. Pada tahun 2011, Universitas Brawijaya dan Unversitas Negeri Malang (UM) telah mencoret lebih kurang 30% peserta bidik misi (Radar Malang – 5 Mei 2012) atau UM yang telah mengendus seratusan peserta calon penerima bidik misi mencurigakan, dari SNMPTN Jalur Undangan dan dua ratusan dari SNMPTN Tulis (Radang Malang- 25 Juli 2012). Jumlah yang dicoret sebagian besar dikarenakan manipulasi data. Manipulasi data terjadi karena banyaknya keterangan yang tidak benar baik secara lisan atau tertulis, serta melakukan pemalsuan dokumen pendukung pendaftaran. Berkas calon peserta bidik misi yang didiskualifikasi itu seharusnya tidak masuk ke data base. Ini menunjukkan telah terjadi dua dari lima bentuk pelanggaran sebagaimana tertuang dalam buku pedoman bidik misi 2014.
Di sinilah nilai-nilai kejujuran harus dijunjung tinggi. Rasa kesetia kawanan dan empati dari orang-orang yang memiliki kemuudahan mengakses informasi beasiswa ini untuk membantu saudara mereka yang kurang beruntung secara ekonomi, harus dikedepankan. Kasus dugaan penyimpangan pengucuran ekonomi bidik misi tidak akan terjadi, bila semua pihak berbesar hati bahwa bidik misi hanya diperuntukkan kalangan tidak mampu secara ekonomi.
PTN yang diberi kewenangan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) untuk melakukan seleksi, mulai dari wawancara langsung ketika daftar ulang melibatkan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) hingga melakukan home visit.
Sekali lagi, di sini dibutuhkan kebesaran hati dari semua pihak, memberi kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat kurang mampu sebagai warga negara memperoleh pendidikan tinggi, guna meningkatkan derajat kehidupan mereka. Yang hingga pada akhirnya nanti, mereka mampu mata rantai kemiskinan di bumi ibu pertiwi in.


Minggu, 08 Februari 2015

Sahabatku

Rentetan hujan tak sembari menemani langkah
Air yang berjatuhan tak memberi arti apa-apa
Ingatkan???
Ketika kita bersama di bawah badai hujan lalu
saat kita menuju gudang ilmu
Kamis itu
Kita bertiga menyambut pintu kebahagiaan
dengan seragam yang basah,
dan tak kenal lelah, tak ingin menyerah..
Sore ini..
Hujan tak ingin berhenti
tak mau memahami
Tapi semangat tak akan mati,
Karena sanubari telah berjanji
janji kepada-NYA
janji kepada mereka
dan janji di atas segala janji.



Salam Hangat


Pergi Untuk Selamanya

Suatu pilar yang berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Mereka yang hidup pasti akan mati. Mereka yang mati pernah merasakan hidup. Benar-benar suatu fakta yang tak dapat digugah logika manapun. Sebenarnya, kita hanya menunggu waktu. Waktu untuk mati, waktu untuk dirangkul kembali oleh Sang Ilahi. Waktu untuk mengakhiri seluruh kebahagiaan yang tercipta di muka bumitanpa merekamnya sedikitpun.
Jangan Menangis!!!

Kata-kata itu hanya akan menjadi klise kelam bila kita ucapkan bagi mereka yang sedang bersedih. Mereka yang bersedih dan menangis tak akan peduli dengan dunia luarnya. Mereka tenggelam di dalam kesedihan yang amat sangat. Mereka yang kehilangan tak akan bisa lagi bertemu dengan orang yang mereka cintai untuk selamannya. Mereka akan terfokus pada kata SELAMANYA dan kata sakti itu akan selalu terngiang di benaknya, menghantuinya dalam gelap maupun terang  di setiap doa-doa, butiran air mata yang berjatuhan.

Bukan salah siapa-siapa, bukan salah para pelaku kejahatan, bukan salah penabrak lari, bukan salah penyakit. Bukan salah runtuhnya bangunan, bukan salah ini dan bukan salah itu. Karena semua itu hanyalah cara, cara kita kembali pada-NYA. Cara yang sudah dipersiapkan ALLAH sejak mereka dilahirkan ke dunia. Jadi seharusnya kita tak lagi menyalahkan apa dan siapa, meski hati kadang tak berkutik.

Jika rindu, bukalah memori akan mereka. Intip sedikit demi sedikit agar kau masih punya persediaan jika rindu itu datang kembali di hari selanjutnya. Jaga dia baik-baik, simpan dengan baik di dalam hatimu. Karena apapun kenangan yang tersimpan di dalam memorimu adalah suatu hal yang paling berharga dan tak dapat dibeli oleh siapapun.