Pages

Kamis, 01 Mei 2014

PENGELOLAAN SAMPAH & KERANJANG TAKAKURA

masih berkah dari ngikut PARAHYANGAN GREEN CHALLENGE 2014

DEFINISI METODE TAKAKURA
Dinamakan “Takakura” sebagai bentuk penghargaan kepada Mr. Koji Takakura, seorang peneliti Jepang yang melakukan penelitian di Surabaya untuk mencari sistem pengolahan sampah organik yang cocok untuk skala rumah tangga. Mr. Takakura menemukan sebuah cara pengomposan dengan menggunakan keranjang atau ember sebagai alat penampungan komposnya. Keranjang inilah yang kemudian diberi nama keranjang Takakura.
Proses pengomposan ala keranjang Takakura merupakan proses pengomposan aerob, di mana udara dibutuhkan sebagai asupan penting dalam prosespertumbuhan mikroorganisme yang menguraikan sampah menjadi kompos.

MANFAAT PENGOMPOSAN METODE TAKAKURA
Manfaat pengomposan dengan metode Takakura di antaranya adalah :
1.      Mengurangi tumpukan sampah organik yang dihasilkan rumah tangga sehari-hari.
2.      Sampah tidak mencemari tanah, air ataupun udara, melainkan menjadi kompos yang bisa dimanfaatkan kembali (recycle).
3.      Memupuk kebiasaan pemilahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga.
ALAT DAN BAHAN PENGOMPOSAN DENGAN METODE TAKAKURA
            Alat dan bahan yang digunakan untuk keperluan pembuat kompos metode Takakura antara lain adalah :
1.      Keranjang / ember plastik bekas cat yangg sudah tak terpakai
2.      Kain vitrase / kain kassa
3.      Gunting
4.      Jarum dan benang
5.      Sekam padi / remukan arang
6.      Tanah / kompos jadi
7.      Kapur pertanian
8.      Sampah organik
9.      Air
10.  Pisau
11.  Masker
12.  Sarung tangan

LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN KOMPOS DENGAN METODE TAKAKURA
A.    PERSIAPAN MEDIA PENGOMPOSAN
1.      Persiapan tempat pengomposan
Siapkan keranjang plastik yang berongga atau ember yang tidak terpakai. Bagian bawah ember harus dilubangi sebanyak 8-10 lubang, agar udara bisa masuk.
2.      Pembuatan bantal sekam
·         Gunting kain vitrase sesuai bentuk dan ukuran keranjang/ember bagian bawah dan bagian atas.
·         Jahit kain vitrase menjadi seperti sarung bantal.
·         Isi sarung bantal dengan sekam padi sehingga memberntuk bantal.
3.      Persiapan sampaah organik
·         Pisahkan sampah organik (bekas sayur, buah, nasi, rumput) yang akan diproses dari sampah anorganik.
·         Cacahlah sampah yang masih berukuran besar. Semakin kecil ukuran sampaah akan semakin baik untuk proses pengomposan.
·         Taburkan tanah dan kapur ke dalam sampah diaduk merata.pada umumnya, jumlah tanah dan kapur yang dicampurkan adalah 1/3 dari berat sampah. Semakin banyak tanah yang ditaburkan semakin baik.
B.     PENGOMPOSAN
1.      Gunakan masker dan sarung tangan sebelum membuat kompos untuk menghindari kontaminasi kotoran atau bakteri.
2.      Letakkan bantal sekampada bagian dasar keranjang atau ember cat.
3.      Masukkan tanah/kompos jadi di atas sebanyak ± ¼ volume keranjang/ember bekas cat.
4.      Tuangkan sampah organik rumah tangga yang telah dicacah dan dicampur dengan tanah dan kapur.
5.      Tutup sampah organik dengan bantal sekam di bagian atas untuk mengurangi bau tidak sedap menyebar ke mana-mana.
6.      Ulangi kegiatan pengisian sampah organik, tanah, kapur setiap hari tanpa harus mengaduk sampah yang telah telah dimasukkan di hari sebelumnya dan tutup kembali hingga keranjang/ember penuh.
7.      Perciki air secukupnya jika sampah terlihat terlalu kering. Hindari pemberian air yang berlebihan, karena menyebabkan bahan kompos menjadi terlalu basah, ukuran basah adalah jika bahan diremas meneteskan air.
8.      Diamkan keranjang/ember yang telah penuh dengan sampah organik beberapa minggu [2-4 minggu] hingga sebagian besar sampah telah menjadi kompos.
C.    PEMANENAN
1.      Pemanenan dilakukan pada saat kompos matang. Ciri matangnya kompos adalah fisik sampah sudah menyerupai tanah, tidak mengeluarkan bau menyengat, dan suhu kompos sama dengan suhu tanah sekitarnya.
2.      Kompos yang sudah matang dapat dipanen dengan mengeluarkannya dari keranjanga/ember untuk dianginkan/dikeringkan.
3.      Setelah cukup kering, kompos dapat digunakan sebagai media tanam atau menjadi pupuk tanaman.
4.      Sisa bahan panen kompos yang belum terurai sempurna, dapat dimasukkan kembali ke dalam keranjang/ember untuk diproses kembali.


tukang ketik (hsa/gembel)

Tidak ada komentar: