masih berkah dari ngikut PARAHYANGAN GREEN CHALLENGE 2014
DEFINISI METODE TAKAKURA
Dinamakan “Takakura” sebagai bentuk
penghargaan kepada Mr. Koji Takakura, seorang peneliti Jepang yang melakukan
penelitian di Surabaya untuk mencari sistem pengolahan sampah organik yang
cocok untuk skala rumah tangga. Mr. Takakura menemukan sebuah cara pengomposan
dengan menggunakan keranjang atau ember sebagai alat penampungan komposnya. Keranjang
inilah yang kemudian diberi nama keranjang Takakura.
Proses pengomposan ala keranjang Takakura
merupakan proses pengomposan aerob, di mana udara dibutuhkan sebagai asupan
penting dalam prosespertumbuhan mikroorganisme yang menguraikan sampah menjadi
kompos.
MANFAAT PENGOMPOSAN METODE TAKAKURA
1. Mengurangi tumpukan sampah organik yang dihasilkan rumah tangga sehari-hari.
2. Sampah tidak mencemari tanah, air ataupun udara, melainkan menjadi
kompos yang bisa dimanfaatkan kembali (recycle).
3. Memupuk kebiasaan pemilahan sampah organik dan anorganik di tingkat
rumah tangga.
ALAT DAN BAHAN PENGOMPOSAN DENGAN METODE
TAKAKURA
Alat dan bahan yang digunakan untuk
keperluan pembuat kompos metode Takakura antara lain adalah :
1. Keranjang / ember plastik bekas cat yangg sudah tak terpakai
2. Kain vitrase / kain kassa
3. Gunting
4. Jarum dan benang
5. Sekam padi / remukan arang
6. Tanah / kompos jadi
7. Kapur pertanian
8. Sampah organik
9. Air
10. Pisau
11. Masker
12. Sarung tangan
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN KOMPOS DENGAN
METODE TAKAKURA
A. PERSIAPAN MEDIA PENGOMPOSAN
1. Persiapan tempat pengomposan
Siapkan keranjang plastik yang berongga atau ember
yang tidak terpakai. Bagian bawah ember harus dilubangi sebanyak 8-10 lubang,
agar udara bisa masuk.
2. Pembuatan bantal sekam
·
Gunting kain vitrase sesuai bentuk dan
ukuran keranjang/ember bagian bawah dan bagian atas.
·
Jahit kain vitrase menjadi seperti sarung
bantal.
·
Isi sarung bantal dengan sekam padi sehingga
memberntuk bantal.
3. Persiapan sampaah organik
·
Pisahkan sampah organik (bekas sayur, buah,
nasi, rumput) yang akan diproses dari sampah anorganik.
·
Cacahlah sampah yang masih berukuran besar.
Semakin kecil ukuran sampaah akan semakin baik untuk proses pengomposan.
·
Taburkan tanah dan kapur ke dalam sampah
diaduk merata.pada umumnya, jumlah tanah dan kapur yang dicampurkan adalah 1/3
dari berat sampah. Semakin banyak tanah yang ditaburkan semakin baik.
B. PENGOMPOSAN
1. Gunakan masker dan sarung tangan sebelum membuat kompos untuk
menghindari kontaminasi kotoran atau bakteri.
2. Letakkan bantal sekampada bagian dasar keranjang atau ember cat.
3. Masukkan tanah/kompos jadi di atas sebanyak ± ¼ volume keranjang/ember
bekas cat.
4. Tuangkan sampah organik rumah tangga yang telah dicacah dan dicampur
dengan tanah dan kapur.
5. Tutup sampah organik dengan bantal sekam di bagian atas untuk mengurangi
bau tidak sedap menyebar ke mana-mana.
6. Ulangi kegiatan pengisian sampah organik, tanah, kapur setiap hari tanpa
harus mengaduk sampah yang telah telah dimasukkan di hari sebelumnya dan tutup
kembali hingga keranjang/ember penuh.
7. Perciki air secukupnya jika sampah terlihat terlalu kering. Hindari pemberian
air yang berlebihan, karena menyebabkan bahan kompos menjadi terlalu basah,
ukuran basah adalah jika bahan diremas meneteskan air.
8. Diamkan keranjang/ember yang telah penuh dengan sampah organik beberapa
minggu [2-4 minggu] hingga sebagian besar sampah telah menjadi kompos.
C. PEMANENAN
1.
Pemanenan dilakukan pada saat kompos
matang. Ciri matangnya kompos adalah fisik sampah sudah menyerupai tanah, tidak
mengeluarkan bau menyengat, dan suhu kompos sama dengan suhu tanah sekitarnya.
2.
Kompos yang sudah matang dapat dipanen
dengan mengeluarkannya dari keranjanga/ember untuk dianginkan/dikeringkan.
3.
Setelah cukup kering, kompos dapat
digunakan sebagai media tanam atau menjadi pupuk tanaman.
4.
Sisa bahan panen kompos yang belum terurai
sempurna, dapat dimasukkan kembali ke dalam keranjang/ember untuk diproses
kembali.
tukang ketik (hsa/gembel)
tukang ketik (hsa/gembel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar