oleh : Anak Asuh Ana
Sebulan kemarin proses daftar ulang
calon mahasiswa baru telah berlangsung di Perguruan Tinggi Negeri (PTN. Dari ribuan
calon mahasiswa, ada calon yang mengikuti program bidikmisi. Program yang
diluncurkan pemerintah sejak 2010 lalu itu mengedepankan kualitas pelayanan
sesuai dengan prinsip 3T : Tepat sasaran, Tepat jumlah dan Tepat waktu. Pada tahun
2011, Universitas Brawijaya dan Unversitas Negeri Malang (UM) telah mencoret
lebih kurang 30% peserta bidik misi (Radar Malang – 5 Mei 2012) atau UM yang
telah mengendus seratusan peserta calon penerima bidik misi mencurigakan, dari
SNMPTN Jalur Undangan dan dua ratusan dari SNMPTN Tulis (Radang Malang- 25 Juli
2012). Jumlah yang dicoret sebagian besar dikarenakan manipulasi data. Manipulasi
data terjadi karena banyaknya keterangan yang tidak benar baik secara lisan
atau tertulis, serta melakukan pemalsuan dokumen pendukung pendaftaran. Berkas calon
peserta bidik misi yang didiskualifikasi itu seharusnya tidak masuk ke data base. Ini menunjukkan telah terjadi
dua dari lima bentuk pelanggaran sebagaimana tertuang dalam buku pedoman bidik
misi 2014.
Di sinilah nilai-nilai kejujuran harus
dijunjung tinggi. Rasa kesetia kawanan dan empati dari orang-orang yang
memiliki kemuudahan mengakses informasi beasiswa ini untuk membantu saudara
mereka yang kurang beruntung secara ekonomi, harus dikedepankan. Kasus dugaan
penyimpangan pengucuran ekonomi bidik misi tidak akan terjadi, bila semua pihak
berbesar hati bahwa bidik misi hanya diperuntukkan kalangan tidak mampu secara
ekonomi.
PTN yang diberi kewenangan oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) untuk melakukan seleksi,
mulai dari wawancara langsung ketika daftar ulang melibatkan Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) hingga melakukan home visit.
Sekali lagi, di sini dibutuhkan
kebesaran hati dari semua pihak, memberi kesempatan seluas-luasnya bagi
masyarakat kurang mampu sebagai warga negara memperoleh pendidikan tinggi, guna
meningkatkan derajat kehidupan mereka. Yang hingga pada akhirnya nanti, mereka
mampu mata rantai kemiskinan di bumi ibu pertiwi in.